sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IHSG Bangkit, Analis: Turunkan Ekspektasi ATH

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
12/09/2025 11:45 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dalam tiga hari terakhir setelah sempat tertekan oleh kabar reshuffle kabinet.
IHSG Bangkit, Analis: Turunkan Ekspektasi ATH. (Foto: Freepik)
IHSG Bangkit, Analis: Turunkan Ekspektasi ATH. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dalam tiga hari terakhir setelah sempat tertekan oleh kabar reshuffle kabinet yang menyeret nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di awal pekan ini.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, pada Jumat (12/9/2025) hingga pukul 11.27 WIB, IHSG menguat 1,09 persen ke level 7.832. Sebanyak 396 saham menguat, 249 melemah, dan 311 sisanya stagnan.

Pada 28 Agustus lalu, indeks acuan tersebut sempat mencatatkan rekor tertinggi (all-time high/ATH) intraday baru di level 8.022,76 sebelum tergelincir.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menyoroti prospek IHSG saat ini.

"Investor perlu menurunkan ekspektasi terhadap angka ATH. Hal tersebut karena angka ATH ini perlu dicapai dengan pembuktian angka dan katalis yang kuat," ujarnya, Jumat (12/9/2025), menekankan pentingnya dasar yang solid untuk mencapai rekor tertinggi indeks.

Menurut Yeoh, saat ini terdapat beberapa katalis menarik yang dapat mendukung pasar. "Seperti kucuran dana Rp200 triliun ke bank Himbara, serta statement Menteri Keuangan yang akan menaikkan belanja pemerintah," imbuh Michael.

Namun, ia mengingatkan, implementasi langkah-langkah tersebut membutuhkan pengawasan yang ketat. "Tapi, tentunya hal ini diperlukan proses dan dalam operasionalnya perlu pengawasan yang ketat," katanya.

Selain itu, investor juga menantikan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) soal suku bunga acuan di akhir bulan ini, yang menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar asing.

Pasar domestik kembali stabil setelah pengunduran diri mendadak Menteri Keuangan Sri Mulyani awal pekan ini. Mengutip Reuters, imbal hasil (yield) obligasi Indonesia bertenor 1–10 tahun melebar di atas 120 basis poin bulan ini, level tertinggi sejak Januari 2023.

Injeksi Rp200 Triliun

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan, suntikan dana sebesar Rp200 triliun ke enam bank nasional adalah langkah awal untuk mendorong perekonomian. Jika jumlah tersebut dirasa kurang efektif, dia siap untuk menambahnya.

Purbaya menegaskan, keputusan untuk mengguyur Rp200 triliun didasarkan pada jumlah uang pemerintah yang saat ini berada di Bank Indonesia (BI), yaitu Rp440 triliun.

“Karena uang saya sekarang ada di BI ada Rp440 triliun. Saya kurangi separuh, itu aja. Daripada nongkrong aja. Tapi nanti kalau kurang kita bisa tambah lagi, kan uang kita tambah terus kan, masuk ada pajak segala macem masuk lagi ke sistem," kata Purbaya kepada awak media di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Purbaya menekankan pentingnya menjaga agar sistem perekonomian tidak 'kering' saat pemerintah menerbitkan obligasi atau menarik pajak.

Lebih lanjut, Purbaya juga menegaskan dirinya telah meminta perbankan untuk tidak menggunakan dana tersebut untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Berharga Bank Indonesia (SRBI).

Menurutnya, peruntukan dana sepenuhnya diserahkan kepada bank, yang terpenting adalah likuiditas mengalir ke sistem.

Purbaya mengaku percaya injeksi dana ini akan memaksa bank-bank untuk menyalurkan kredit. Sebab, bank akan berpikir lebih keras untuk mencari proyek-proyek yang menguntungkan guna menghindari kerugian.

Dengan cara ini, Purbaya yakin uang akan menyebar di sistem ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kredit lebih cepat.

Meskipun belum ada hitungan pasti mengenai dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kredit, Purbaya mengatakan bahwa ini adalah percobaan pertama. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement