Secara fundamental, Al Fatih meyakini indeks tanah air itu mampu mengabaikan katalis negatif dari kenaikan suku bunga dan sikap hawkish Federal Reserve Amerika Serikat.
"Memang suku bunga AS masih jadi satu ancaman di bursa, tetapi bisa jadi tekanan jual terjadi di negara maju, sehingga mereka lari ke emerging market (seperti Indonesia)," terangnya.
Al Fatih membaca pasar modal Indonesia memiliki keunggulan untuk mampu bertahan dari sentimen negatif yang saat ini terjadi, seperti krisis di Eropa Timur, serta sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia. Dirinya meminta investor pasar modal untuk mencermati area support IHSG di 6.970 - 6.950, dengan resisten terdekat di 7.030.
(NDA)