"Akibatnya, Perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan yang negatif untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2021 dan mengalami kerugian bersih sebagaimana diungkapkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain," tulis manajemen Fast Food Indonesia pada laporan keuangan.
Menanggapi kondisi di atas, tindakan yang telah dan akan diambil oleh Perseroan diantaranya adalah pengurangan kegiatan pemasaran dan dukungan dana, penurunan biaya dan memperbaiki efisiensi biaya. Di sisi lain, Perseroan telah menawarkan berbagai promosi penjualan ke pelanggan secara signifikan untuk memulihkan tingkat penjualan
Selain itu, tingginya tingkat ketidakpastian karena hasil yang tidak dapat diduga dari pandemi ini dapat mempersulit untuk memperkirakan dampak terhadap keuangan dari pandemi tersebut.
"Saat ini, tidak praktis untuk mengungkapkan sejauh mana dampak yang mungkin terjadi dari asumsi atau sumber ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan termasuk dampak apa pun terhadap pendapatan, arus kas dan kondisi keuangan Perusahaan di masa mendatang," tulis manajemen Fast Food Indonesia.
FAST mencatatkan adanya penurunan beban pokok penjualan di kuartal I-2021 menjadi Rp410,22 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp585,14 miliar, dan beban penjualan & distribusi juga turun menjadi Rp149,81 miliar dari sebelumnya Rp189,41 miliar. Sementara itu, beban keuangan meningkat menjadi Rp11,42 miliar dari sebelumnya Rp9,85 miliar.