Hal tersebut menjadi signal pemulihan yang terhambat di bulan Juni dan berpeluang kembali melemah di bulan ini akibat adanya PPKM Darurat pemerintah. Pertumbuhan angka kasus covid-19 juga masih akan menjadi awal hitam investor sehingga saham-saham disektor Kesehatan (+1.92%) dan Konsumer Primer (+1.87%) menjadi pendorong pada perdagangan kemarin. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp171,53 miliar.
Leader:
UNVR, ICBP, BMRI, ASII, INDF
Laggard:
TLKM, HMSP, ISAT, ANTM, AGRO
Sementara itu, Bursa Asia bersiap untuk pergerakan yang lebih stabil setelah data ekonomi yang kuat di AS mampu mendorong mayoritas indeks saham di Wallstreet ke rekor tertinggi baru. Data menunjukkan ekspansi manufaktur AS yang solid dan penurunan klaim pengangguran yang lebih besar dari perkiraan, menutupi kekhawatiran tentang penyebaran jenis Covid-19 yang lebih menular.
Futures naik tipis di Jepang dan Australia dan sedikit berubah di Hong Kong. S&P 500 naik hari keenam - kenaikan beruntun terpanjang sejak Februari - dibantu oleh saham energi, sementara perusahaan teknologi melambat. Minyak mentah West Texas Intermediate naik 2,4% menjadi $75,23 per barel karena aliansi OPEC+ turun ke pertikaian sengit, menimbulkan keraguan pada kesepakatan yang dapat meredakan lonjakan harga.
Harga batubara (+2.26%) naik signifikan mengiringi pemulihan aktifitas Industri Dunia. Komoditas logam seperti Nikel (-0.64%) dan ZINC (-1.37%) terkoreksi sedangkan Timah (+0.45%) alami penguatan. Secara sentimen IHSG berpotensi menguat. (TIA)