Menurut Hendra, yang jelas nampak adalah Indonesia saat ini penghasil komoditas yang luar biasa. Kemudian yang terjadi adalah banyak sekali saham pertambangan juga CPO sangat melesat.
"Ini memang salah satunya terpicu oleh perang Rusia-Ukraina. Nah disini yang saya lihat bahwa banyak analis asing yang sekarang tiba-tiba berbalik arah," katanya.
Padahal, sebelumnya analis asing mengatakan inflasi di Amerika dan sebagainya akan menyebabkan Indonesia 'ketularan' tapi sekarang malah berbalik arah.
"Di semester I kemungkinan bisa mencapai 7.234 ya tapi kalo 7.800 yah mungkin tidak secepat itu, pokoknya yang paling penting ketika anda melihat bahwa ketika situasinya masih bagus untuk trading anda tetap hold," jelas Hendra.
Namun, jika tiba-tiba situasinya berubah drastis, investor bisa keluar dengan segera. Hal itu karena jika ada kenaikan drastis, maka turunnya juga drastis.