Meski demikian, William menilai pada fase breakout awal masih terdapat potensi retest, sehingga pergerakan indeks berpeluang berlangsung variatif.
“Pada posisi saat ini, IHSG berpotensi bearish. Namun, masih ada peluang pergerakan mixed untuk menguji apakah indeks mampu kembali ke dalam area gap atau tidak,” ujarnya.
Pelemahan IHSG pada perdagangan sebelumnya dapat menjadi sinyal awal tekanan lanjutan. Namun, peluang pemantulan teknikal tetap terbuka, terutama jika indeks mampu kembali menguat menuju area gap.
Skenario tersebut berpotensi memberikan ruang bagi IHSG untuk menjaga momentum positif di sisa perdagangan akhir tahun.
Lebih lanjut, William mencatat apabila IHSG berhasil kembali menguat dan bertahan di area gap, maka pada dua hari terakhir perdagangan 2025, indeks masih memiliki peluang untuk membentuk rekor tertinggi baru (all time high) di awal 2026.