Di samping itu, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5 persen di kuartal III tahun 2024 menjadi akselerasi capital outflow tersebut. Pasar juga mengkhawatirkan arah kebijakan moneter 2025.
Ruang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diperkirakan lebih terbatas seiring melemahnya kondisi nilai tukar Rupiah, ekspektasi kenaikan inflasi seiring rencana kenaikan PPN jadi 12 persen dan pasar yang masih mencerna efektivitas kebijakan fiskal dalam meredam potensi dampak negatif dari dua isu sebelumnya.
Adapun data ekonomi domestik relatif minim di pekan ini, sebaliknya data-data ekonomi global cukup padat di pekan ini. Salah satunya adalah risalah FOMC The Fed pada Rabu, 27 November 2024.
“Seperti yang diketahui sebelumnya, sejumlah petinggi The Fed memberikan petunjuk peluang kebijakan less-aggressive di 2025,” kata Valdy.
Saham-saham yang dapat diperhatikan meliputi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO).
(DESI ANGRIANI)