"Rupiah mengalami tekanan sepanjang sesi perdagangan berlangsung. Rupiah menjadi mata uang yang berkinerja paling buruk di Asia dengan membukukan pelemahan sekitar 1 persen," ujarnya.
Di sisi lain, harga minyak mentah dunia naik menyentuh USD71 per barel di tengah perang yang berkecamuk antara Iran-Israel mendorong spekulasi terkait kemungkinan tekanan defisit neraca perdagangan di Tanah Air.
"Rupiah memang rentan melemah manakala harga minyak mengalami kenaikan. Dan pelemahan Rupiah bisa berlanjut seandainya pasar justru melihat ketegangan di Timur Tengah kian meningkat," kata Gunawan.
Sementara itu, harga emas dunia juga lesu di level USD2.647 per ons troy atau sekira Rp1,31 juta per gram.
"Perang yang berkecamuk pada dasarnya memberikan peluang besar bagi emas untuk lanjut menguat. Namun fluktuasi jangka pendek akan sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang berkembang dan kenaikan harga minyak telah mendorong kekhawatiran terjadinya inflasi," kata Gunawan.
(Fiki Ariyanti)