Sejauh ini, kinerja year to date (YtD) IHSG masih yang terbaik di kawasan Asia Pasifik. Hanya IHSG dan bursa saham India yang punya kinerja positif di antara ‘lautan merah’ bursa Asia Pasifik lainnya.
Selain itu, investor asing mulai kembali mencatatkan pembelian bersih (net buy), setidaknya dalam sepekan terakhir.
Dalam seminggu, per 31 Oktober 2022, asing melakukan net buy Rp679,38 miliar di pasar reguler.
Sementara, dalam sebulan terakhir, asing masih membukukan penjualan bersih di pasar reguler sebesar Rp900,46 miliar. Ini jauh lebih baik ketimbang posisi, sebut saja, pada 20 Oktober di mana asing melakukan net sell Rp8,36 triliun di pasar reguler.
Di sampuing itu, kondisi ekonomi RI sejauh ini masih terbilang stabil, belum terkena gangguan yang berarti.
Soal sentimen makro, kebijakan suku bunga oleh bank sentral, terutama bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, dan juga respons Bank Indonesia (BI) tetap menjadi perhatian utama pasar selama bulan ini.
The Fed akan mengumumkan hasil rapat FOMC pada Kamis lusa (3/11) dini hari waktu Indonesia. Jerome Powell dan rekan diproyeksikan akan kembali mengerek suku bunga acuan menjadi 4,00 persen dari sebelumnya 3,25 persen. Artinya, kembali agresif dengan kenaikan 75 basis poin (bps).
BI sendiri akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16-17 November. Kenaikan suku bunga oleh The Fed lagi-lagi akan menjadi pedoman BI dalam rapat tersebut.
Singkatnya, walau dibekali catatan kurang sedap selama historis, kinerja masa lalu tentu tidak serta merta akan memengaruhi kinerja masa depan IHSG. Mari kita tunggu. (ADF)