IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat sepanjang September 2024. Penguatan ini akan terdorong sentimen The Fed yang diperkirakan memangkas suku bunga acuannya hingga 50 basis poin (bps).
"Kami melihat IHSG akan kembali menguat di September 2024," kata Head of Research Panin Sekuritas, Nico Laurens dalam risetnya, Jakarta, Sabtu (14/9).
Penguatan ini, sambungnya, didorong ruang penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed di September 2024, penguatan nilai tukar Rupiah, serta valuasi yang masih relatif murah, saat ini di -1x std.dev PE 5 tahun terakhir.
"Namun patut diwaspadai terkait volatilitas yang lebih tinggi pasca meningkatnya tensi antara Israel-Hezbollah serta risiko relaksasi carry trade dari Yen pasca inflasi yang meningkat," ujar Nico.
Saat ini, diakuinya, investor masih akan mencermati pertemuan The Fed di bulan ini dan diperkirakan The Fed
akan memangkas suku bunga 25-50 bps. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Chairman The Fed, Jerome Powell yang menginformasikan bahwa sudah waktunya untuk melonggarkan kebijakan moneter di tengah meningkatnya risiko tenaga kerja.
Menurut Nico, hal ini juga berdampak terhadap turunnya yield Amerika Serikat (AS) ke level 4,5 persen (31 Juli 2024: 4,9 persen) dan indeks dollar (DXY) ke 101,6 (31 Juli 2024: 104,1).
Bank of Japan (BoJ) menaikkan suku bunga ke 0,25 persen (+15 bps) yang berdampak terhadap penguatan Yen terhadap mata uang lain.
"Patut dicermati relaksasi carry trade khususnya untuk Yen, dimana ini berdampak terhadap koreksi indeks saham di dunia, karena penguatan Yen berdampak terhadap meningkatnya nilai utang sehingga investor harus menarik asetnya untuk membayar utang," ujar Nico.
Selain itu, lanjut Nico, UBS menurunkan ekspektasi pertumbuhan untuk China, diperkirakan hanya akan tumbuh 4,6 persen di 2024 (sebelumnya: 4,9 persen) dan 4 persen di 2025 (sebelumnya: 4,6 persen).
Saham-saham Berpotensi Cuan
Nico menambahkan, sektor perbankan, properti dan energi menjadi pilihan. Untuk periode September 2024, dia merekomendasikan sektor yang akan didorong oleh pemangkasan suku bunga, yaitu (1) IDXFIN (pemangkasan suku bunga akan berdampak terhadap turunnya funding cost serta likuiditas perbankan akan membaik, terlihat dari turunnya penerbitan SRBI).
"(2) IDXPROP (kebijakan moneter yang akan lebih longgar; perpanjangan insentif PPN), serta (3) IDXENER (antisipasi peningkatan harga energi memasuki musim dingin serta lemahnya transisi ke energi terbarukan)," kata Nico.
Sementara sektor yang masih akan tertekan adalah: (1) IDXBASIC (revisi turun pertumbuhan ekonomi China akan berdampak terhadap lemahnya permintaan komoditas, khususnya metal mining), serta (2) IDXTECH (daya beli masyarakat yang masih lemah serta tantangan monetisasi).
"Untuk periode September ini, kami merekomendasikan saham BMRI, BBNI, BBRI, CTRA, UNTR, BIRD, dan PTPP," katanya.
(Fiki Ariyanti)