Ia menyebutkan, “Memang secara probabilitas, 80 persen IHSG mengalami koreksi yang cukup dalam di Mei. Namun, jika kita lihat secara struktural, itu merupakan mitos karena tidak ada kejadian atau peristiwa khusus dalam Mei setiap tahunnya.”
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa kewaspadaan tetap diperlukan.
“Kita memang boleh cukup waspada karena resistance dari IHSG di 6.901–7.000 akan tersentuh di Mei ini. Mengingat rebound di April yang cukup signifikan, maka ada potensi terjadi pelemahan di Mei. Namun, kuatnya rupiah bisa menjadi katalis positif,” katanya.
Michael juga menyoroti sejumlah saham yang layak dicermati. “Beberapa saham konglomerasi menunjukkan performa signifikan, seperti CBDK dan TPIA. Saham-saham konsumer seperti ERAA dan UNVR juga menunjukkan potensi reversal yang cukup baik,” ujarnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.