Sebelumnya, Michael menilai, perkembangan politik dan ekonomi di Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump berpotensi membawa angin segar bagi pasar negara berkembang. Menurut dia, indeks dolar AS (DXY) tengah menunjukkan sinyal teknikal pelemahan.
“DXY memiliki pola triple tops dengan target penurunan di 92. Menyusul gejolak politik serta ekonomi di AS di bawah kepemimpinan Trump, banyak investor yang mengantisipasi pelemahan dolar ini,” ujar Michael, Selasa (12/8/2025).
Ia menambahkan, rencana Trump untuk memangkas suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) mendekati nol dapat memicu arus keluar modal dari dolar menuju negara berkembang.
“Angka ini akan memberikan outflow dari dolar ke negara emerging market, sehingga akan memberi dampak yang baik terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah,” tuturnya.
Pada pukul 10.55 WIB, nilai tukar rupiah menguat 1,30 persen dalam sebulan belakangan ke level Rp16.240 per USD. Sementara, DXY berada di level 98,02, merosot 2,03 persen dalam periode yang sama.