Sedangkan untuk sektor yang harus dihindari adalah sektor transportasi dan logistik yang berpengaruh dengan kenaikan harga BBM dan suku bunga.
Adapun Samuel Sekuritas lebih merekomendasikan sektor-sektor defensif seperti konsumer atau telekomunikasi yang mempunyai valuasi lebih murah, namun dengan margin dan growth yang relatif lebih besar.
Untuk perusahaan yang punya eksposur terhadap ekspor yang lebih besar, kata Farras, akan mendapat tekanan mungkin dalam jangka pendek di beberapa kuartal. Hal itu karena kenaikan suku bunga dan disparansi antara USD-IDR akan menjadi pemberat juga bagi emiten ekspor.
Selain itu emiten yang terpengaruh adalah emiten yang memiliki perbedaan mata uang dalam komposisi utangnya. Dengan demikian, Samuel Sekuritas lebih menghindari 'heavy exposure' terkait akan dolar AS yang semakin menguat.
(FRI)