IDXChannel - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mengaku tak keberatan dengan harga pembelian saham atau tender offer PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) sebesar Rp250 per saham.
Sebagai informasi, IIF memiliki 8,19% saham di META dan akan mengikuti tender offer dalam rangka voluntary delisting yang akan dilakukan oleh META.
Direktur Pelaksana & Chief Financial Officer IIF Rizki Pribadi Hasan mengatakan, harga yang ditetapkan perseroan termasuk ke dalam harga premium. Nilai itu lebih tinggi dari saat perusahaan konstruksi tersebut melantai di bursa pada 2001 silam dengan harga penawaran umum sebesar Rp200 per saham.
“Tidak (komplain) ya. Harga segitu perhitungannya premium di atas harga perhitungan formula di BEI, jadi buat kami enggak masalah,” kata Rizki saat ditemui wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta pada Senin (15/1/2024).
Rizki juga menegaskan, keputusan investasi di META bukan hanya berdasarkan harga sahamnya saja, namun juga periode investasi dan kerja sama lain. Menurutnya, keputusan perusahaan untuk berinvestasi di META merupakan investasi yang baik.
“Jadi buat kami itu baik, dan kami keluar sesuai target yaitu lima tahun,” imbuh Rizki.
Lebih lanjut, IIF tercatat membeli 1,5 miliar META di harga Rp250 per saham pada 8 Oktober 2018 lalu lewat transaksi negosiasi. Berkat transaksi tersebut, IIF memiliki sebesar 10% kepemilikan di META.
Namun, IIF tercatat beberapa kali mendivestasi kepemilikan sahamnya di perseroan. Hingga saat ini IIF tercatat menggenggam 1,45 miliar lembar saham META dengan kepemilikan 8,19%.
Sebagaimana diketahui, Nusantara Infrastructure (META) memilih opsi voluntary delisting berdasarkan sejumlah alasan yaitu, sejumlah alasan yaitu, perseroan mengalami kerugian berturut-turut pada periode per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023.
Perseroan juga mengakui tidak melakukan penggalangan dana atau capital raising dari pasar modal sejak aksi korporasi dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dilakukan pada 2010 dan 2018. Hal ini disebut tidak akan dilakukan lagi di masa depan.
Selain itu, perseroan juga sudah tidak memberikan dividen kepada pemegang saham setelah tahun buku 2018.
Di samping itu, manajemen META juga berniat mengembangkan anak usaha sektor jalan tol yang membutuhkan pendanaan besar atau capital intensive. Menurut manajemen, karakteristik bisnis tersebut membutuhkan periode lama untuk menghasilkan imbal hasil investasi (return-on-investment).
(YNA)