Menurut Joseph Capurso, Head of International and Sustainable Economics di Commonwealth Bank of Australia, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan September membuat Powell berada pada posisi sulit.
"Kami memperkirakan dolar akan menguat lebih besar jika Powell menantang ekspektasi pasar terhadap pemangkasan 25 bps September. Dengan kata lain, risiko pergerakan dolar saat ini asimetris dengan potensi kenaikan lebih besar daripada penurunan," ujarnya.
Yen diperdagangkan di level 148,45 per dolar pada awal sesi, setelah data menunjukkan inflasi inti Jepang kembali melambat di Juli, menandai perlambatan untuk bulan kedua berturut-turut.
Meski begitu, angka inflasi masih berada di atas target 2 persen yang ditetapkan Bank of Japan (BOJ), sehingga ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga bulan depan tetap terjaga. Sepanjang pekan, yen melemah lebih dari 0,8 persen, mencatat penurunan mingguan terbesar sejak pertengahan Juli.
"Inflasi inti kemungkinan tetap di atas 3 persen untuk periode yang cukup lama. Kami memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga kebijakannya pada Oktober," kata Senior Economist di ING, Min Joo Kang.
(NIA DEVIYANA)