Selanjutnya, perseroan juga memangkas alokasi dana hasil IPO untuk pembelian kendaraan operasional dan biaya pendukungnya menjadi Rp2 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp9 miliar. Hal itu dilakukan berdasarkan masukan dan saran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BEI, dan pemegang saham, di mana alokasi dana sebelumnya disebut berlebihan dan dan kurang efektif.
Kemudian, perseroan juga mengurangi alokasi dana untuk pembelian suku cadang atau sparepart, yang semula sebesar Rp15,8 miliar menjadi Rp4,2 miliar.
“Dengan asumsi bahwa dengan membeli empat unit compressor baru, maka diharapkan dapat menekan biaya pembelian sparepart,” ujar dia.
Di samping itu, pada rencana awal perseroan akan menggunakan dana IPO untuk merenovasi workshop, kantor dan mess dengan biaya sebesar Rp7,8 miliar. Namun, perseroan memutuskan untuk membeli workshop baru yang berlokasi di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat senilai Rp18 miliar.