IDXChannel - Fakta bahwa Unicorn Indonesia mendapat suntikan modal asing, belum lama ini mengundang tanda tanya di masyarakat. Publik baru mafhum perusahaan startup yang didirikan anak bangsa mampu mencapai valuasi USD 1 miliar, namun dananya tidak melulu bersumber dari kantong investor lokal.
Dikatakan Heru Sutadi Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute kepada IDXChannel (1/8), investor asing merupakan jawaban atau solusi dari pendanaan perusahaan startup. Ia menjelaskan, founder startup seringkali terbebani dan sulit untuk melakukan pinjaman kepada bank salah satunya karena cara pandang yang masih konvensional. Sementara, venture capital asing sangat terbuka terhadap berbagai penawaran, karena memiliki minat yang tinggi untuk investasi di Indonesia.
“Kita pinjam satu miliar, agunan kita satu setengah miliar. Diambah lagi sejak bulan pertama kita harus mencicil, sehingga ini akan memberatkan bagi startup. (Padahal) dalam dua, tiga tahun pertama itu berdarah-darah karena tidak ada pendapatan, tidak bisa langsung dimonetisasi. Mau tidak mau banyak membutuhkan dana yang memang (cara) mendapatkannya tidak serumit dari bank atau lokal” paparnya secara eksklusif di Studio IDX Channel, Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Ditambahkan Heru, jumlah penduduk Indonesia merupakan pasar yang sangat besar bagi investor asing, ditambah kondisi masyarakat yang cukup melek teknologi. Dua faktor ini sudah menjadi alasan yang cukup kuat untuk investor menanamkan modalnya di tanah air.
Indonesia dinilai mampu menyediakan sumber daya yang melimpah serta arus perputaran bisnis yang cukup cepat. Belum lagi, Indonesia masih berada di tahap awal ekonomi digital dan menyediakan banyak ruang untuk berkembang.