“Platform penjualan berbasis aplikasi khususnya untuk melayani pasar kendaraan bermotor Indonesia yang besar dengan ~5 juta penjualan 2W dan ~1 juta penjualan 4W setiap tahunnya dapat meningkatkan akuisisi pelanggan dan memberikan biaya layanan yang lebih rendah dibandingkan dengan hanya bergantung pada skema model agensi,” tambahnya.
Katalis juga datang dari sisi perdagangan saham TUGU di pasar sekunder. Likuiditas perdagangan saham TUGU dinilai secara konsisten mengalami perbaikan terutama setelah melakukan aksi korporasi berupa stock split. Saham TUGU juga menjadi saham asuransi umum paling likuid.
Selain likuiditas yang membaik, kemampuan perseroan dalam membagikan dividen setiap tahunnya juga menjadi katalis positif lain untuk saham TUGU. TUGU tidak pernah absen untuk memberikan nilai kepada pemegang saham khususnya melalui pembayaran dividen. Selama 5 tahun terakhir TUGU telah membagikan dividen dengan tingkat pembayaran berkisar 30-40%.
“Komitmen tersebut dapat menjadikan TUGU sebagai saham yang lebih baik untuk dimasukkan ke dalam portofolio sehingga memberikan keseimbangan yang lebih besar dan risiko yang lebih rendah,” tulis Riset tersebut.
Katalis positif terakhir adalah valuasi saham TUGU yang terlampau murah. TUGU diperdagangkan di bawah 0,5x PBV yang membuat yield dari dividennya tinggi sehingga mereka menilai saham TUGU layak divaluasi secara premium.