"Jadi ada beberapa biaya usaha yang kami tekan, biaya untuk insentif dan produk marketing itu turun sebesar 39% yoy. Itu berhasil melakukan penghematan sebesar Rp2,6 triliun," ungkap Reggy.
Dengan rugi bersih yang semakin kecil, menurut Reggy, hal tersebut akan membawa GOTO menuju langkah yang bisa menjadi perusahaan mandiri secara finansial dan berkelanjutan.
"Sehingga kami akan terus bisa melayani jutaan pengguna dan jutaan mitra kami dengan menghasilkan produk-produk dan inovasi-inovasi sebagai karya anak bangsa," jelasnya.
Perlu diketahui, GOTO mencatatkan penurunan rugi bersih sebesar Rp3,89 triliun atau turun 41% pada kuartal I 2023. Penurunan ini merupakan raihan yang signifikan dibandingkan kuartal I 2022, yakni sebesar Rp6,61 triliun.
Selain rugi yang berkurang signifikan, adjusted EBITDA GOTO juga tumbuh 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan 49% dibandingkan kuartal sebelumnya mencapai Rp1,6 triliun yang konsisten membaik selama lima kuartal berturut-turut.
(FAY)