Nantinya, ditambahkan Dwi, dalam periode Operations and Maintenance (O&M), kalau proyek itu sudah jadi, maka semua database yang dikelola di BIM itu akan menjadi asset data management. Sehingga orang yang mengelola asset dan melakukan pemeliharaan secara rutin, melakukan operational sehari-hari itu dengan mudah melakukan monitoring kondisi dari asset tersebut.
“Hasil dan laporannya ya memang hanya untuk proyek director dan timnya plus management. Tapi kalau yang Digital Control Tower itu sampai ke Gubernur DKI Jakarta, jadi beliau bisa memantau secara digital (proyek),” ujarnya.
Terkait Digital Control Tower, ditegaskan Dwi fungsinya secara singkat bahwa semua stakeholder termasuk management bisa melakukan kontrol secara digital dan real time ke semua project yang dilaksanakan oleh Jakpro baik melalui aplikasi program IT maupun CCTV. Dan CCTV ini yang langsung kita connect semua kejadian atau kemajuan di dalam proyek itu bisa dikontrol oleh semua stakeholder manajemen dan orang proyek sendiri, bahwa sampai ke pemegang saham yakni Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Jadi hp-nya pak Gubernur itu sudah ada digital control room yang mana dia bisa memonitor kemajuan pekerjaan, kemudian pergerak setiap detik setiap saat, kemudian kalau ada hal-hal yang perlu difokuskan atau arahan dari semua stakeholder juga bisa ditangkap dengan cepat, sehingga penyelesaiannya bisa tepat waktu dan bisa tepat sasaran,” imbuhnya.
Kemudian, tambah Dwi, aplikasinya bermacam-macam, mulai dari CCTV, database management, weekly meeting yang bisa langsung connect ke digital control tower sehingga semua secara di cek cepat dan Gubernur DKI Jakarta bisa langsung memantau secara real time. (*)