Di Amerika Serikat (AS), Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan, bank sentral akan terus melonggarkan kebijakan moneter jika ekonomi berkembang sesuai harapan.
Sementara, kontrak berjangka nikel di pasar LME menguat 0,46 persen secara harian ke USD17.773 per ton pada Jumat (4/10) pekan lalu.
Dalam sepekan, nikel naik 3,32 persen, sedangkan dalam sebulan melesat lebih dari 12 persen seiring dengan penguatan logam dasar yang didorong oleh stimulus paling agresif China.
Bank sentral China (PBOC) mengumumkan rencana untuk menurunkan biaya pinjaman, menyuntikkan lebih banyak dana ke dalam ekonomi, serta meringankan beban pembayaran hipotek (KPR), termasuk mengurangi biaya pinjaman jangka menengah bagi bank.
Stimulus agresif dari China, sebagai salah satu konsumen utama logam dunia, berpotensi memberikan dorongan signifikan terhadap permintaan nikel.