Rencana peremajaan alat berat masih menjadi fokus INTA pada tahun politik. Perseroan membidik capex sekitar Rp137,9 miliar, yang seluruhnya untuk maintenance armada perusahaan.
“Yang kami alokasikan untuk peremajaan sebesar Rp128,05 miliar,” paparnya.
Direktur Utama INTA Petrus Halim menambahkan pihaknya fokus mengincar sektor pertambangan untuk mengakomodir penyewaan dan penjualan alat berat perusahaan.
“Kami juga melihat salah satu faktor dari sektor industri kehutanan. Hal ini memberikan peluang kepada Perseroan untuk dapat menjuall produk alat berat grapple dan truck logging,” terangnya.
Hingga kuartal III-2023, penjualan INTA menembus Rp702,88 miliar. Realisasi ini meningkat signifikan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp497,16 miliar. Sayangnya, kondisi beban yang besar mendorong INTA mengalami rugi Rp44,18 miliar, lebih rendah secara tahun sebelumnya yang mencapai Rp52,36 miliar.
(FRI)