Pada tahun 2023, walaupun banyak pembahasan mengenai resesi, namun perusahaan cukup optimis dan tetap bertahan dengan memanfaatkan momentum batu bara dan nikel yang sedang high demand.
Sebagai informasi, INTA meraup pendapatan pada sembilan bulan pertama 2022 Rp497,16 miliar atau naik 12,03 persen dari periode sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp443,78 miliar.
Selain itu, total aset INTA sebesar Rp2,38 triliun atau turun 2,4 persen dibandingkan total aset pada tahun 2021 sebesar Rp2,44 triliun. Sementara itu, INTA masih mencatat rugi bersih komprehensif sampai kuartal III-2022 sebesar Rp99,56 miliar. (RRD)