sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Investor Global Buru Saham Negara Berkembang Pasca AS-China Akur

Market news editor Rahmat Fiansyah
21/05/2025 14:15 WIB
Investor global semakin agresif memburu aset-aset berisiko, terutama saham-saham di pasar negara berkembang (emerging markets).
Investor global semakin agresif memburu aset-aset berisiko, terutama saham-saham di pasar negara berkembang (emerging markets). (Foto: Reuters)
Investor global semakin agresif memburu aset-aset berisiko, terutama saham-saham di pasar negara berkembang (emerging markets). (Foto: Reuters)

IDXChannel - Investor global semakin agresif memburu aset-aset berisiko, terutama saham-saham di pasar negara berkembang (emerging markets). Kondisi ini terjadi di tengah meredanya perang dagang AS-China.

Dilansir Bloomberg, Rabu (21/5/2025), aliran dana ke Exchange-Traded Funds (ETF) emerging markets terus masuk dalam empat minggu berturut-turut. Arus masuk tersebut menjadikannya total aliran dana masuk zona positif untuk pertama kalinya sejak awal tahun.

ETF Avantis Emerging Markets Equity dengan dana kelolaan USD9,7 miliar mencatat rekor arus masuk lebih dari USD1 miliar sepanjang lalu. Kenaikan merupakan lonjakan terbesar sepanjang sejarah dana tersebut.

Angka itu sekaligus menyumbang lebih dari separuh total arus masuk ke ETF pasar negara berkembang yang terdaftar di AS dan berinvestasi secara lintas negara.

Instrumen saham menjadi buruan utama investor global dengan arus masuk USD1,72 miliar, disusul obligasi USD235,8 juta. Hal tersebut mendorong Indeks MSCI Emerging Markets ditutup naik 3 persen selama sepekan menjadi 1.172,38 poin.

Secara geografis, China mencatat arus masuk terbesar, yakni USD669,1 juta dalam sepekan. Kenaikan ini terjadi setelah AS China, dua negara dengan ekonomi terbesar dunia mengejutkan pasar dengan pemangkasan tarif besar-besaran, meski bersifat sementara.

"Gencatan senjata" itu mengurangi kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang bisa memicu resesi global, sehingga mendorong naik aset-aset di pasar berkembang.

"Pekan lalu, kami melihat AS mengambil langkah nyata menuju penyelesaian dagang dengan China, dan itu menjadi katalis besar yang mendorong investor kembali masuk ke kelas aset ini," kata Manajer Senior Portofolio di Global X Management, Malcolm Dorson.

"Penurunan peringkat utang oleh Moody’s justru menambah dorongan, dan kami yakin reli ini berkelanjutan," ujarnya.

Aliran masuk ke ETF negara berkembang meningkat sehingga secara keseluruhan mencatatkan aliran dana positif sebesar USD880,4 juta sejak awal tahun.

"Setelah bertahun-tahun kurang diminati, saham negara berkembang kini mulai dilirik seiring kebutuhan investor untuk diversifikasi geografis," kata Dorson.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement