Saat ditanya apakah masih menahan saham yang ia beli lebih dari lima persen, seperti MINA, WIFI, dan DATA, Djoni menjawab singkat, “Benar sekali.”
Menanggapi pertanyaan netizen soal saham MENN, Djoni memberikan penjelasan panjang lebar. Ia menyoroti rendahnya rasio utang terhadap ekuitas (DER) perusahaan yang hanya 0,04 atau sekitar Rp2 miliar, sementara kapitalisasi pasarnya hanya Rp40 miliar.
“Logika cangkangnya ini dinilai berapa, silakan tanya analis masing-masing saja,” katanya.
Menurut hemat Djoni, harga wajar untuk nilai "cangkang" MENN seharusnya berada di kisaran 60-70. Karena itu, ketika saham ini turun ke level 27, ia melihatnya sebagai peluang masuk lebih dalam karena dinilai terlalu murah.
Bukan target harga, tapi MENN memang salah harga, demikian mengutip Djoni.
Lebih lanjut, Djoni menjelaskan bahwa target harga MENN baru bisa dihitung setelah corporate action (CA) yang dijanjikan benar-benar terealisasi sesuai jawaban perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).