sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IPO ASEAN Melambat, Indonesia Tetap Jadi Pasar Teraktif Kedua

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
18/11/2025 15:21 WIB
Deloitte Southeast Asia mencatat penurunan jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Asia Tenggara.
IPO ASEAN Melambat, Indonesia Tetap Jadi Pasar Teraktif Kedua (Foto: dok Freepik)
IPO ASEAN Melambat, Indonesia Tetap Jadi Pasar Teraktif Kedua (Foto: dok Freepik)

Hal ini didorong oleh ukuran transaksi yang lebih besar, pergeseran dinamika sektor, serta kinerja pasar yang stabil di Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.

"Peningkatan jumlah IPO bernilai tinggi di sektor data real estat, jasa keuangan, dan konsumer menjadi pendorong utama kenaikan total dana terhimpun pada 2025," kata Capital Markets Services Leader , Deloitte Southeast Asia, Tay Hwee Ling dalam konferensi pers secara daring pada Selasa (18/11/2025).

Sebagai perbandingan, sebesar USD3,7 miliar atau sekitar Rp61,67 triliun dihimpun dari 136 IPO pada 2024 dan sebesar USD5,8 miliar atau sekitar Rp96,67 triliun dihimpun dari total 163 IPO pada 2023.

"Terjadi pergeseran dalam ukuran IPO dan dinamika sektoral, dengan pasar kini lebih menekankan pada perusahaan yang memiliki ketahanan lebih kuat," ujar Tay Hwee Ling.

Dia menjelaskan, rata-rata nilai transaksi IPO meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2024, naik dari sekitar USD27 juta atau Rp450 miliar menjadi USD55 juta atau Rp916 miliar. Kenaikan tersebut didorong oleh kehadiran sejumlah IPO berskala besar yang menjadi blockbuster.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement