Anggota Bursa (AB) ini memperkirakan pengembang tetap diuntungkan selama mereka dapat mempercepat penyerahan unit, Meskipun beberapa pengembang saat ini dinilai mengalami keterbatasan stok, terutama pada segmen properti high-rise yang kurang diminati.
Sementara itu, Analis RHB mengestimasi sekitar 25 persen dari total pra-penjualan (presales) sejumlah emiten properti big cap pada 2024 diperkirakan berasal dari pembelian melalui insentif PPN DTP tersebut.
Beberapa emiten tersebut meliputi lima pengembang properti terbesar seperti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Kelima emiten ini diyakini dapat menghasilkan prapenjualan senilai Rp29,2 triliun pada 2024, naik 7 persen secara tahunan (year-on-year).
Dua saham unggulan yang menjadi sorotan adalah PWON dan BSDE. “Kami lebih menyukai PWON untuk recurring play dan BSDE karena valuasi serta permintaan di segmen high-end,” tulis RHB.