Peran Indonesia
Lebih lanjut, surplus nikel ke depan tidak akan ditentukan oleh permintaan tetapi oleh produksi, terutama produksi Indonesia.
Output tambang nikel RI tumbuh 48% menjadi 1,58 juta ton pada 2022 dan meningkat lagi 44% dalam dua bulan pertama tahun ini, menurut buletin bulanan terbaru INSG.
Sejak Indonesia sepenuhnya melarang ekspor bijih pada 2020, seluruh output tambang tersebut sekarang diubah menjadi produk nikel.
Sebagian dari kapasitas pengolahan baru menghasilkan pig iron nikel untuk sektor stainless.
Namun, sebagian besar produksi baru ditujukan untuk sektor baterai yang sedang tumbuh pesat, seiring operator mencoba teknologi baru untuk mengatasi hambatan pengolahan dalam mengubah sumber daya laterit yang relatif rendah mutunya menjadi bentuk yang dapat digunakan dalam baterai lithium-ion.
"Secara historis, surplus pasar biasanya terkait dengan nikel kelas I yang dapat diserahkan oleh LME, tetapi pada 2023 surplus nikel akan terutama disebabkan oleh kelas II dan produk kimia nikel (terutama nikel sulfat)," kata INSG. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.