Langkah-langkah tersebut berpotensi memicu tekanan inflasi di masa mendatang, yang dapat membatasi ruang gerak The Fed untuk memangkas suku bunga.
Standard Chartered dalam risetnya menilai Powell berada di posisi yang sulit, mencoba menjaga keseimbangan antara kekhawatiran terhadap potensi kebijakan inflasi di bawah Trump, dan risiko terlibat dalam perdebatan politik jika terlalu cepat mengubah kebijakan moneter.
CEO Goldman Sachs, David Solomon menyatakan langkah kebijakan The Fed pada 2025 kemungkinan besar akan tetap berada dalam area yang sempit, kecuali terjadi perubahan signifikan dalam laju inflasi.
"Jika tidak ada kebijakan yang secara drastis mengubah inflasi, saya pikir suku bunga akan berada dalam kisaran yang sempit," kata Salomon dalam komentarnya yang diunggah di situs resmi perusahaan.
Ia juga menyoroti bahwa meskipun inflasi barang tahan lama mulai mereda, sektor jasa dan harga pangan masih menjadi tantangan utama yang mempengaruhi ekonomi.