sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jelang Pertemuan Bank Sentral AS, Harga Minyak Mentah Menguat 

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
15/06/2022 10:10 WIB
Harga minyak mentah menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (15/6/2022). Kenaikan terjadi di tengah kekhawatiran pasar atas permintaan bahan bakar.
Jelang Pertemuan Bank Sentral AS, Harga Minyak Mentah Menguat
Jelang Pertemuan Bank Sentral AS, Harga Minyak Mentah Menguat

IDXChannel - Harga minyak mentah menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (15/6/2022). Kenaikan terjadi di tengah kekhawatiran pasar atas permintaan bahan bakar sekaligus menjelang pertemuan bank sentral / Federal Reserve Amerika Serikat.

Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 9:27 WIB menunjukkan, harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 tumbuh 0,20% di USD121,41 per barel, sementara Brent untuk pengiriman September 2022 menguat 0,19% di USD118,00 per barel.

West Texas Intermediate (WTI) Juli 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) naik 0,24% di USD119,22 per barel, sementara WTI Agustus 2022 menanjak 0,22% di USD116,52 per barel.

Penguatan dua benchmark minyak dunia ini berlangsung setelah koreksi pada sesi sebelumnya. Pasar menantikan kebijakan Fed yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga setidaknya 75 basis poin untuk menjinakkan musuh utamanya, inflasi.

Lonjakan inflasi membuat investor dan para spekulan minyak mencermati seberapa besar kesiapan The Fed untuk mengatasi masalah ekonomi negeri Paman Sam yang tengah dilanda kekhawatiran resesi.

Jika Fed funds rate naik, maka diperkirakan akan menjadi kenaikan suku bunga AS terbesar dalam 28 tahun terakhir. Demikian dilaporkan Reuters, Rabu (15/6/2022).

Dari sisi permintaan, gejolak Covid-19 tiada henti di China masih terus membebani pasar. Kabar terbaru, otoritas setempat terus mendeteksi sumber utama virus, yang menimbulkan kekhawatiran terhadap fase baru lockdown.

Lebih jauh, pasar minyak juga mengharapkan organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) mampu menggenjot produksi mereka untuk mengisi pasokan yang ketat.

Dalam laporan bulanannya, OPEC memperkirakan pasokan mereka akan meningkat melebihi volume pada masa pra-pandemi. Kendati demikian, mereka memperingatkan krisis geopolitik Rusia dan Ukraina, serta wabah baru Covid-19 dapat menjadi ancaman penghambat produksi.

Para produsen minyak itu menilai pertumbuhan permintaan minyak akan mulai melambat tahun depan. Ini terjadi akibat melonjaknya harga minyak di pasar.

(NDA) 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement