Menurut Ibrahim, tren seperti ini memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Data inflasi China yang beragam juga menimbulkan beberapa kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi di negara tersebut. Meskipun inflasi indeks harga produsen menyusut pada laju paling lambat dalam 15 bulan pada Mei, inflasi indeks harga konsumen tumbuh kurang dari perkiraan, hampir tidak berada di luar wilayah kontraksi.
"Angka tersebut menunjukkan bahwa belanja konsumen yang merupakan pendorong utama perekonomian China masih lemah, bahkan ketika aktivitas pabrik meningkat," ujarnya.
Dari sentimen domestik, kata Ibrahim, ekonom menyambut baik pernyataan Bank Dunia yang kembali menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini karena ekspansi AS yang kuat, sembari memperingatkan bahwa perubahan iklim, perang, dan utang yang tinggi akan merugikan negara-negara miskin yang menjadi tempat tinggal sebagian besar penduduk dunia.