Dari sisi makro, analis menilai, gejolak inflasi mulai melandai berkat lonjakan suku bunga bank sentral dalam setahun terakhir. Namun, potensi resesi menjadi perhatian kembali, setelah sejumlah data makro menunjukkan perlambatan.
"Pendapatan bank akan sedikit positif, sedangkan bank-bank big caps kemungkinan akan mengejutkan," kata Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovall, dilansir Reuters, Senin (17/4/2023).
Pengamat menilai kinerja keuangan perusahaan konstituen indeks S&P500 bakal melorot 4,8% pada kuartal pertama 2023. Namun, angka ini lebih baik dari perkiraan yang jatuh 5,2%
Indikator Fedwatch memproyeksikan bank sentral bakal mengerek suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Mei mendatang. Proyeksi ini mendapat dukungan pasar sebanyak 90%, naik dari 78% pada minggu lalu.
Dengan melonjaknya suku bunga The Fed hingga di kisaran 5,00%-5,25%, maka dimungkinkan ekonomi negeri Paman Sam bakal mengalami perlambatan.
Sinyal resesi juga telah mengemuka pada sepekan terakhir saat kurva imbal hasil (yield curve) mengalami posisi inversi alias terbalik, saat return obligasi jangka pendek menjadi lebih tinggi daripada jangka panjang. Ini menandai investor memercayai risiko perlambatan ekonomi yang terjadi dalam waktu dekat.
(FAY)