Sementara dalam kasus J&T, Menurut Frank, berdasarkan catatan di Kemenkumham, induk J&T dimiliki oleh PT Cakrawala Lintas Benua dan PT Sukses Indo Investama yang masing-masing memiliki saham 15 persen dengan modal disetor Rp1,5 miliar.
Di atas kedua perusahaan itu ada Robin Lo dan Effendy yang menjadi pengendali kedua entitas. Ini menunjukkan tidak ada nama J&T Global Express Ltd. sebagai pemegang saham atas pencatatan saham J&T di bursa Hong Kong.
Diketahui perusahaan ini menjadi pemimpin dalam urusan logistik Tanah Air. Data Momentum Works menyebutkan, J&T memimpin pasar logistik RI dengan memiliki volume pengiriman terbesar di Indonesia per Januari 2022. J&T mampu mengirim 2 juta paket tiap harinya. Sementara pemain lama di bidang logistik, JNE, berada di peringkat kedua yang mengirim 1,6 juta paket setiap harinya.
Mimpi IPO dan Kinerja Keuangan
J&T Express merupakan perusahaan berbasis China yang didirikan pada 2015 oleh mantan eksekutif perusahaan di China Jet Jie Li atau Jet Lee. Ia dikenal sebagai kepala pembuat elektronik China di Indonesia dengan brand Oppo. Ia menjadi pimpinan Oppo bersama bosnya Tony Chen yang merupakan pendiri dan kepala eksekutif Oppo.
Terkait kinerja keuangan, J&T mencatatkan pendapatan USD7,27 miliar sepanjang 2022, dengan laba bersih USD1,57 miliar. Sedangkan di tahun 2020 perusahaan hanya membukukan pendapatan USD1,57 miliar dan kerugian USD664 juta di tahun yang sama. (Lihat tabel di bawah ini.)
J&T Global Express Ltd. membidik dana IPO sebesar HKD3,92 miliar atau setara USD500,97 juta.
Berdasarkan prospektus IPO, dikutip Selasa (24/10/2023), J&T akan menawarkan sekitar 326,6 juta saham dengan harga 12 dolar Hong Kong per saham.
Berdasarkan penilaian tersebut, J&T akan memiliki kapitalisasi pasar pasca penerbitan sebesar HKD105,75 miliar atau setara USD13,5 miliar.
Sementara itu, perusahaan akan menggunakan dana IPO untuk memperluas jaringan logistik, meningkatkan infrastruktur, memperkuat kapasitas dan kemampuan penyortiran dan gudang di Asia Tenggara serta pasar lainnya.
Saat ini J&T telah beroperasional di 13 negara, termasuk Singapura dengan jumlah yang ditangani mencapai 14,6 miliar paket di 2022 atau tumbuh 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan bertumbuh hingga empat kali lipat bila dibandingkan 2020.
J&T juga berencana menggunakan dana yang terkumpul untuk membiayai ekspansi ke pasar baru, penelitian dan pengembangan (R&D) selain untuk keperluan umum perusahaan dan modal kerja.
Dana ini juga akan digunakan untuk membangun bisnis di Timur Tengah dan Amerika Latin, dua pasar baru untuk perusahaan. J&T sebelumnya telah ekspansi ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Meksiko, dan Brasil. (ADF)