sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

‘Jualan’ Jumbo di Bursa Saham, Asing Pilih Parkir Dana di SBN?

Market news editor Melati Kristina - Riset
29/12/2022 12:35 WIB
Investor asing mengalihkan dananya dari pasar saham ke Surat Berharga Negara (SBN) sebagai antisipasi akan kemungkinan resesi di tahun 2023.
‘Jualan’ Jumbo di Bursa Saham, Asing Pilih Parkir Dana di SBN? (Foto: MNC Media)
‘Jualan’ Jumbo di Bursa Saham, Asing Pilih Parkir Dana di SBN? (Foto: MNC Media)

IDXChannel  - Investor asing tampaknya lebih memilih memarkir dananya di pasar obligasi pemerintah RI ketimbang di bursa saham saat ini. Potensi resesi pada 2023 kemungkinan turut menjadi alasan asing berinvestasi di aset berisiko rendah.

Melansir Laporan Ekonomi dan Keuangan yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Kebijakan Fiskal pada periode 12-18 Desember 2022, aliran modal asing mulai masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN), yakni sebesar Rp22,94 triliun.

Hal ini seiring dengan kinerja positif pasar SBN sepanjang triwulan IV tahun 2022 yang tercermin dari terjaganya imbal hasil SBN di tengah melonjaknya yield surat utang negara-negara emerging markets atau negara dengan ekonomi rendah menuju menengah.

Mengutip laporan Kemenkeu sebagaimana yang disebut di atas, sepanjang tahun 2022, yield SBN 10 tahun meningkat secara moderat sebesar 56 basis points (bps).

Sementara yield US treasury tenor 10 tahun telah melonjak sebesar 206 bps secara year to date. Sedangkan di bulan November – Desember 2022, yield tersebut hanya naik sebesar 59 bps ke level 6,94 persen.

Senior Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menilai, investor lebih tertarik beralih ke SBN karena memberikan tingkat pengembalian investasi (return) yang pasti dan minim risiko karena pasar saham saat ini sedang mengalami tingkat volatilitas yang tinggi karena sejumlah faktor.

“Investor memfaktorkan kekhawatiran resesi global, salah satunya yakni lonjakan inflasi yang tidak diimbangi pertumbuhan ekonomi progresif yang berpotensi terjadinya stagflasi,” Kata Nafan dalam wawancara dengan IDX Channel, Kamis (29/12).

Nafan juga menjelaskan, investor sedang mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter yang tengah dijalankan oleh bank sentral dalam mengatasi lonjakan inflasi hingga kebijakan hawkish yang menyebabkan investor cenderung menempatkan dananya di aset dengan risiko rendah seperti SBN.

Tak hanya soal inflasi, menurut Nafan sejumlah faktor global juga memengaruhi keputusan investor asing dalam mengalihkan dananya ke SBN.

Faktor tersebut diantaranya ketegangan geopolitik perang Rusia-Ukraina yang berpotensi mengurangi pasokan minyak di negara Eropa, keputusan bank sentral global dalam mengerek tingkat suku bunga acuan, hingga kenaikan kasus Covid-19 di China yang membuat investor asing khawatir.

“Sentimen-sentimen negatif ini menyebabkan kekhawatiran investor asing sehingga mereka mencatatkan net sell (jual bersih) jumbo dalam sebulan terakhir sehingga diperkirakan tak ada Santa Claus Rally tahun ini,” ujar Nafan.

Melansir data Bursa Efek Indonesia, angka net buy (beli bersih) investor asing di pasar reguler anjlok signifikan dari Rp11,28 triliun di bulan Oktober menjadi Rp735 miliar di bulan November 2022.

Sementara per Kamis (29/12), dalam sebulan belakangan investor asing telah mencatatkan net sell jumbo di pasar reguler sebesar Rp17,77 triliun.

Nafan menambahkan, beralihnya investor asing dari pasar saham ke SBN juga dipengaruhi fundamental makroekonomi yang solid, stablitas nilai rupiah, hingga tingkat inflasi yang terkendali.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement