Adapun, melansir data Bank Indonesia, inflasi nasional per November 2022 berada di level 5,42 persen atau turun sebesar 0,29 poin dari bulan sebelumnya.
Sementara menurut Survei Pematauan Harga pada minggu kedua Desember, diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (mtm).
Senada dengan Nafan, pengamat pasar modal sekaligus founder WH Project, William Hartanto menyebutkan, beralihnya investor asing dari pasar saham ke SBN turut dipengaruhi oleh kekhawatiran akan resesi ekonomi.
“Namun, tidak jadi masalah, karena sifatnya hanya sementara. Apabila nantinya kekhawatiran resesi sudah reda maka dana tersebut akan kembali ke saham,” ujar William kepada IDX Channel pada Kamis (29/12).
Sementara, menurut William, beralihnya investor asing ke SBN juga berpengaruh terhadap nilai transaksi perdagangan saham di bursa yang cenderung sepi belakangan ini.
Perdagangan Saham Cenderung Sepi
Beralihnya para investor asing ke SBN ditengarai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perdagangan di bursa cenderung sepi dalam kurun seminggu terakhir.
Setidaknya, sejak Senin (19/12), nilai transaksi perdagangan di bursa hanya sebesar Rp10,6 triliun.
Adapun nilai transaksi perdagangan bursa dalam jumlah sedikit juga berlangsung hingga Kamis (22/12). BEI mencatat, pada Kamis (22/12), nilai transaksi saham di bursa hanya mencapai Rp8,3 triliun.
Melanjutkan nilai transaksi saham yang sepi di bursa sepekan terakhir, nilai transaksi pada Selasa (27/12) mencapai Rp8,52 triliun. Bahkan, pada Senin (26/12), nilai transaksi saham di bursa hanya mencapai Rp6,4 triliun.
Padahal, rerata transaksi harian selama bulan Desember di tahun 2020 mencapai Rp18,4 triliun. Sedangkan di bulan Desember tahun lalu sebesar Rp12,3 triliun.
Sedangkan transaksi rerata harian sepanjang 2022 mencapai Rp14-an triliun.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.