IDXChannel - Lika-liku peluang pembukaan kembali gembok saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kini perlahan mulai menemui ujung. Kabar ini muncul, setelah maskapai pelat merah itu santer dikabarkan meraih laba USD3,8 miliar atau Rp57 triliun di paruh pertama 2022. meskipun belum merilis laporan keuangan secara resmi.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna mengatakan suspensi saham berkode GIAA itu bakal dibuka asalkan telah memenuhi seluruh kewajiban penyebab suspensi efek. Satu yang menjadi sorotan terkait putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).
"Bursa dapat mempertimbangkan pembukaan suspensi efek Perseroan dalam hal Perjanjian Perdamaian telah berkekuatan hukum tetap (telah terdapat putusan kasasi dari Mahkamah Agung)," kata Nyoman kepada wartawan pasar modal, dikutip Jumat (30/9/2022).
Tak hanya soal kasasi, Nyoman juga menyebut bahwa GIAA perlu memenuhi seluruh kewajiban penyebab suspensi efek, termasuk juga pelaksanaan paparan publik / Public Expose insidentil.
Seperti diketahui, Garuda Indonesia sampai saat ini masih menunda penyelenggaraan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk mendapatkan izin penambahan modal melalui skema right issue, sehubungan dengan konversi utang perseroan. Agenda yang sejatinya digelar pada 26 September lalu, diundur pada 14 Oktober 2022, sebagaimana dinyatakan perseroan di keterbukaan informasi.
Mengutip laporan GIAA, Nyoman menyebut rencana right issue GIAA bakal terjadi apabila adanya putusan MA terhadap permohonan kasasi. Dari dasar inilah, potensi pembukaan saham GIAA berpeluang terwujud, selain kinerja keuangan yang positif.