Yusuf membaca angka neraca akan berada di kisaran USD4,28 miliar atau lebih rendah dibandingkan posisi November 2022 sebesar USD5,16 miliar.
"Penurunan ini disebabkan adanya penyesuaian dari harga komoditas dan permintaan global yang ternyata tidak lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya," kata Yusuf kepada MNC Portal.
Riset Yusuf menunjukkan bahwa ekspor RI diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 0,46% secara bulanan, dan tumbuh di Kisaran 7,4% secara bulanan. Sementara untuk impor secara tahunan mengalami kontraksi 7,61% namun secara bulanan masih dapat tumbuh di kisaran 4 persen. (RRD)