“Tentu akan menggunakan merek kendaraan listrik yang tersedia dan potensial untuk kita pakai seiring bertambahnya kendaraan listrik. Sementara untuk unit premium juga perlu dilihat model seperti apa yang tersedia dan memang bisa kita pakai, tentu perlu melihat kesesuaian produk (product fit), kesesuaian harga (pricing fit) dan kesesuaian kualitas (quality fit),” jelasnya.
Namun, menyiapkan infrastruktur yang sesuai dan mengatur jumlah stasiun pengisian daya (charging station) merupakan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam menggunakan kendaraan listrik. Pihaknya sudah menyediakan sekitar kisaran 20 hingga 26 charging station yang tersebar di Jakarta dan Bali.
“Kita mengharapkan infrastruktur tambahan, karena kita tidak bisa mengandalkan semua 100% infrastruktur kita. Tantangan masih pada kesiapan infrastruktur charging dan kesiapan berjalan pasokan spare part semakin critical dengan semakin bertambahnya unit," ujarnya.
"Saya pikir pemerintah sudah mendorong pembangunan charging station, itu cukup positif, tapi kita perlu menunggu untuk jangkauan lebih luas,” harap Sigit.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Perseroan, Andrianto Djokosoetono mengatakan, saat ini perseroan memiliki dua jenis kendaraan listrik dengan total 125 kendaraan yang beroperasi di Jakarta dan Bali. Yakni armada taksi kendaraan listrik dengan total 75 kendaraan serta kendaraan listrik untuk disewakan (rental).