Sementara itu, laba bersih yang dibukukan oleh perusahaan di 2021 sebesar Rp 125,9 miliar. Pencapaian tersebut tumbuh 75 persen dari tahun sebelumnya.
“Itu sudah termasuk pendapatan asuransi syariah yang ada di dalamnya sebesar Rp 2,5 miliar,” imbuh Bukit.
Selain itu, Bukit menambahkan perusahaan juga masih mampu mempertahankan rasio solvabilitas perusahaan yang sebesar 460 persen, di atas syarat minimum yang ditetapkan OJK yaitu 120%.
“Peningkatan yang terjadi juga didukung oleh efisiensi biaya yang kita terapkan sebagai strategi perusahaan di 2021,” imbuhnya.
Di tahun 2022, Bukit masih melihat adanya ketidakpastian mulai dari sisi ekonomi hingga pandemi. Dengan demikian, pihaknya akan tetap mempertahankan strategi yang telah diterapkan sepanjang 2021.
(NDA)