Sementara itu, harga logam mulia domestik ditutup di level Rp2.299.000 per gram pada akhir pekan lalu. Menurut Ibrahim, harga logam mulia berpotensi bergerak di kisaran Rp2.200.000–Rp2.390.000 per gram sepanjang pekan depan.
“Kemungkinan dalam transaksi minggu depan itu mentok di Rp2.200.000. Kalau naik, bisa ke Rp2.320.000 di hari Senin dan berpotensi mencapai Rp2.390.000 dalam satu minggu,” ujarnya.
Untuk rupiah, Ibrahim menyebutkan mata uang Garuda ditutup di level Rp16.690 per USD pada Jumat (7/11/2025). Ia memperkirakan pergerakan rupiah dalam sepekan akan berada di rentang Rp16.600–Rp16.800 per USD.
“Kalau melemah, support pertama di 16.670 dan support kedua di 16.600. Kalau menguat, resisten pertama di 16.720 dan resisten kedua di 16.800,” katanya.
Ibrahim menjelaskan, fluktuasi harga emas dan nilai tukar rupiah utamanya dipicu oleh ketidakpastian politik di Amerika Serikat. Ia menyoroti belum tuntasnya pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) pendanaan pemerintahan yang menyebabkan shutdown pemerintahan AS telah berlangsung hingga enam minggu — terlama dalam sejarah negara itu.