Tekanan-tekanan tersebut akhirnya membuat IHSG terus terjatuh, hingga berakhir di level 4.194,94 pada 20 Maret 2020 lalu. Posisi ini merupakan yang terendah sejak tujuh tahun terakhir, tepatnya 6 November 2013, saat itu indeks ditutup pada level 4.072,35.
Otoritas pengaturan dan pengawasan sektor keuangan, seperti yang diunggah pada laman Bank Indonesia pada Jumat (14/10/2022) lalu, menyebut pandemi COVID-19 memberikan pukulan berat, termasuk terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada awal 2020 hingga 20 Maret 2020 alias tiga bulan, IHSG mengalami koreksi sangat dalam dari level 6.300 menjadi 3.900.
Volume transaksi juga mengalami dampak yang sangat berat. Jika pada 2019, volume transaksi mencapai 36.534.971.048, namun pada 2020 turun menjadi 27.495.947.445.
Ini mencerminkan sebagian besar perilaku investor wait and see. Investor khawatir atas kondisi pasar di masa mendatang.