IDXChannel - Saham-saham produsen rokok sedang dalam tren naik atau menguat secara tahun berjalan atau year to date (ytd).
Adapun PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) tercatat menguat 252% secara year to date, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menguat 34% secara year to date dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) tercatat menguat 3% secara year to date.
Pada penutupan perdagangan Selasa (19/9/2023), saham WIIM ditutup di level Rp2.230, sama dengan penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Sementara itu, GGRM ditutup di level Rp24.175, serta HMSP ditutup di level Rp860.
Melansir 2nd Session Closing IDX Channel, kenaikan saham-saham emiten rokok ini diiringi oleh meningkatnya produksi rokok sepanjang tahun. Bahkan pada Agustus 2023, produksi rokok mencetak rekor tertinggi sepanjang tahun ini.
Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa produksi rokok pada Agustus 2023 mencapai 30,31 miliar batang, melesat 9,07% dibandingkan bulan sebelumnya. Produksi rokok pada Agustus juga melambung 7% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 lalu.
Kenaikan produksi yang signifikan di bulan Agustus berbanding terbalik dengan data historisnya. Di mana produksi rokok biasanya melemah pada Agustus, kecuali pada tahun politik, di mana Indonesia akan menggelar pemilihan umum atau pemilu di Februari 2024 mendatang.
“Penjualan rokok biasanya mengalami kenaikan pada tahun politik dan menjelang kampanye, karena banyak politisi yang memberikan rokok kepada konstituen. Serta aktivitas yang melibatkan banyak orang pun sering digelar sehingga konsumsi rokok meningkat,” demikian dikutip dari 2nd Session Closing IDX Channel, Selasa (19/9/2023).
Pada musim kampanye 2019 yang berlangsung pada September hingga April 2019 misalnya, rata-rata produksi rokok mencapai 29,6 miliar batang. Padahal, pada periode September 2017 hingga April 2018 hanya tercatat sebanyak 24,36 miliar batang.
Fenomena kenaikan yang sama dinilai bisa terjadi pada tahun ini. Produsen rokok seperti HMSP, WIIM dan GGRM akan diuntungkan dengan kenaikan produksi tersebut. Kondisi yang sama juga tercermin dari kinerja laba yang positif selama paruh pertama 2023.
HMSP mencatatkan laba sebesar Rp3,74 triliun pada semester pertama tahun 2023 atau naik 18,6% dari periode sebelumnya.
GGRM mencatatkan laba Rp3,28 triliun di periode enam bulan pertama tahun ini, naik 243,9% meski di tengah pendapatan yang turun 9,43% secara tahunan, serta WIIM membukukan laba sebesar Rp246,87 miliar atau naik 200,49%.
Lebih lanjut, positifnya kinerja keuangan emiten rokok turut ditopang oleh peningkatan penjualan. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat konsumsi rokok terus bertambah, meskipun pemerintah sudah menaikkan cukai rokok rata-rata 10% yang berdampak pada kenaikan harga rokok.
(DES)