Kinerja rupiah pekan ini semakin terbebani di tengah kinerja dolar yang stabil karena data terbaru ekonomi Amerika Serikat (AS). Perekonomian AS memulai tahun 2024 dengan baik di mana PDB tumbuh 3,3 persen secara tahunan pada kuartal terakhir tahun 2023. Kenaikan ini mengejutkan ekspektasi pasar sebesar 2 persen tetapi melambat 4,9 persen pada Q3.
Belanja pribadi meningkat sedikit lebih lambat namun masih memberikan kontribusi terbesar terhadap ekspansi secara keseluruhan. Di sisi lain, pertumbuhan yang lebih kuat dilaporkan terjadi pada ekspor dan investasi bisnis.
Indeks dolar stabil di sekitar 103,5 pada perdagangan hari ini karena investor menghindari membuat taruhan besar menjelang laporan inflasi utama yang dapat memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga AS. Sementara itu, dolar menguat pada hari Kamis (25/1) setelah data menunjukkan bahwa perekonomian AS tetap tangguh meskipun biaya pinjaman tinggi.
Dari dalam negeri, spekulasi mundurnya menteri di Kabinet Jokowi juga diduga menjadi beban tambahan bagi rupiah. Gelaran pemilu yang semakin dekat juga membuat suhu politik kian memanas. Kondisi ini mendorong investor cenderung akan wait and see dengan kondisi yang ada.
Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Indonesia di kuartal IV-2023 sebesar Rp365,8 triliun, tumbuh 16,2 persen secara yoy. Dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 457.895 orang.