sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kinerja Rupiah Sepanjang 2022, Masih ‘Mending’ daripada Yen Jepang

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
28/12/2022 13:36 WIB
Kinerja rupiah sepanjang 2022 masih lebih baik dari Yen Jepang terhadap dolar AS.
Kinerja Rupiah Sepanjang 2022, Masih ‘Mending’ daripada Yen Jepang. (Foto: MNC Media)
Kinerja Rupiah Sepanjang 2022, Masih ‘Mending’ daripada Yen Jepang. (Foto: MNC Media)

Proyeksi Kinerja Rupiah Tahun Depan

BNI Sekuritas juga menggarisbawahi bahwa rupiah akan tetap lemah hingga pertengahan tahun 2023. Kondisi ini didorong oleh ekspektasi kenaikan FFR lebih lanjut menjadi 5,25%.

Selain itu, ada kemungkinan rupiah diproyeksikan akan menguat dengan syarat beberapa kondisi. Pertama, karena The Fed menghentikan kenaikan suku bunga.

Kedua, Indonesia memiliki fundamental ekonomi domestik yang menarik, terutama bagi investor yang memperkuat portfolio investasinya setelah volatilitas keuangan berkurang.

“Dengan latar belakang ini, kami memproyeksikan nilai tukar rupiah rata-rata Rp14.950 per USD selama tahun fiskal 2023,” imbuh laporan itu.

Adapun mengutip Capital.com, analisis teknis dari UOB Group yang berbasis di Singapura pada 12 Desember memperkirakan posisi rupiah di tahun 2023 dapat melemah tahun depan, dengan kurs USD/IDR bergerak naik dari Rp15.900 pada kuartal pertama menjadi Rp16.200 pada kuartal keempat.

Sementara analisis MUFG Research melihat proyeksi yang lebih kuat dibanding UOB menjadi di level Rp15.200

“Momentum saat ini kemungkinan akan menggeser inflasi y/y lebih rendah dalam beberapa bulan mendatang. Pasangan ini kemungkinan akan didorong oleh ekspektasi The Fed dan pergerakan harga komoditas selama minggu mendatang,” kata analis MUFG Research, dikutip Rabu, (21/12).

Berbeda dengan UOB, prediksi IDR grup memperkirakan bahwa rupiah dapat merosot dari Rp15.800 pada akhir tahun 2022 menjadi Rp15.500 pada kuartal ketiga tahun 2023.

Adapun menurut ING Group rupiah akan menghadapi tekanan depresiasi dalam waktu dekat karena harga komoditas yang moderat dapat menyebabkan penyempitan surplus perdagangan lebih lanjut. ING Group meramalkan rupiah akan berada di lebel Rp15.200 di kuartal pertama tahun depan dan Rp15.000 di kuartal berikutnya. (Lihat tabel di bawah ini.)

Jika dibandingkan dengan mata uang lainnya, dolar Singapura tetap tangguh terhadap dolar AS dibandingkan dengan mata uang di regional Asia Tenggara secara keseluruhan. Per akhir September 2022, mata uang Singapura hanya turun hampir 6%. Namun mata uang lain di Asia turun lebih dalam.

Sementara peso Filipina turun sekitar 15% dan baht Thailand turun 13% selama periode yang sama.

Terdapat faktor kenapa mata uang Singapura paling tangguh di antara yang lainnya.

Menurut analisis, Saktiandi Supaat, regional head of forex research and strategy di Maybank, Singapura adalah salah satu dari sedikit negara di dunia dengan peringkat kredit berdaulat triple-A, surplus neraca berjalan yang kuat, dan cadangan mata uang asing yang positif. Faktor-faktor ini berkontribusi pada posisinya sebagai pelabuhan yang aman bagi para investor.

“Setiap kali ada krisis atau guncangan, ada minat untuk pindah ke Sing-dollar. Hal ini karena Singapura memiliki cadangan surplus yang signifikan untuk mengatasi krisis. Itu menjadikannya salah satu elemen safe haven mata uang. Kondisi ini menyebabkan Singapura menjadi tempat berlindung yang aman buat investor,” kata Supaat, dikutip Senin (26/9)

Meski demikian, secara keseluruhan kinerja rupiah masih lebih baik dibandingkan kinerja Yen. Yen Jepang telah terdepresiasi sekitar 25% terhadap dolar AS sejak awal tahun hingga September tahun ini. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement