Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Kamis (4/12/2025) memperkirakan harga acuan batu bara global tetap tertekan di bawah USD110 per ton. Walaupun permintaan dari China dan India masih kuat, beberapa faktor yang membayangi antara lain meningkatnya suplai dari produsen utama, turunnya konsumsi batu bara di negara maju, dan normalisasi harga gas alam.
China sebagai pasar batu bara terbesar diproyeksikan mengurangi impor ke kisaran 470-500 juta ton hingga akhir 2025 akibat penurunan harga domestik. Kondisi ini membuat ekspor AADI berpotensi melemah, terutama dari sisi ASP.
Phintraco memproyeksikan pendapatan AADI sepanjang 2025 turun 3,8 persen YoY menjadi USD5,12 miliar. Meski kinerja masih tertekan, AADI dinilai masih berada dalam jalur yang sesuai proyeksi. Phintraco mempertahankan rekomendasi Buy dengan nilai wajar Rp10.200 per saham.
Saat ini AADI diperdagangkan pada PBV 1,03x, lebih rendah dari rata-rata satu tahun sebesar 1,08x, sehingga dinilai masih menyimpan potensi penguatan jika harga batu bara membaik atau biaya produksi lebih efisien.
(DESI ANGRIANI)