Walau beban pokok pendapatan membengkak 8,23 persen menjadi Rp7,259 triliun, tapi laba kotor masih tumbuh 7,5 persen menjadi Rp1,856 triliun.
Menariknya, pada 2021, Perseroan justru membukukan keuntungan selisih nilai mata uang sebesar Rp21,785 miliar. Bandingkan tahun 2020 yang justru rugi selisih nilai tukar mencapai Rp105,42 miliar.
Sementara itu, aset perseroan tercatat tumbuh 1,8 persen menjadi Rp7,787 triliun, karena saldo laba belum dicadangan naik 13,9 persen menjadi Rp3,367 triliun. (FHM)