Adapun publik menduga, anjloknya saham Twitter dan kontroversi yang dilancarkan bos Tesla ini sebagai strategi Musk untuk mendapatkan nilai akuisisi Twitter yang lebih rendah.
Di samping itu, terdapat kekhawatiran publik dari akuisisi Twitter oleh Musk yang memungkinkan pihak lain meniru terobosan Musk untuk menguasai media sosial agar kedepannya platform ini bisa lebih mudah dikendalikan untuk kepentingan pemiliknya.
Kendati demikian, masuknya Musk di Twitter bisa menjadi hal positif karena komitmennya untuk menonaktifkan akun-akun palsu yang digerakkan oleh software atau bot.
Walaupun memang, tak serta merta kehadiran bot berdampak buruk karena fitur ini kerap digunakan untuk meningkatkan engagement hingga branding bagi kepentingan bisnis.
Tak Asing dengan Kontroversi
Selain ribut-ribut soal Twitter, Elon Musk tidaklah asing dengan kontroversi.
Teranyar, Musk mendapat kecaman dari beberapa pengguna Twitter setelah men-tweet polling soal ‘proposal perdamaian’ perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
CEO Tesla tersebut menyarankan agar pemilihan diadakan di wilayah yang dianeksasi oleh Rusia, yang diawasi oleh PBB. Dia mengatakan bahwa Rusia harus angkat kaki "jika itu kehendak rakyat".
Selain itu, Musk bilang, Krimea, wilayah Ukraina yang saat ini dianeksasi oleh Rusia, dinyatakan secara resmi sebagai bagian dari Rusia. Dia mengatakan bahwa wilayah tersebut "telah" berada di bawah wilayah Rusia di bawah 1783 sampai masa Khrushchev
Sontak saja, tweet-nya tersebut telah menghasilkan puluhan ribu reaksi. Banyak yang marah pada Musk karena mendukung upaya pemerintah Rusia untuk mengamankan wilayah yang dianeksasi di Ukraina, serta meremehkan konflik serius di media sosial.
Tidak hanya itu, Business Insider (2 Agustus 2022) mencatat, orang paling tajir seantero bumi tersebut juga sempat terjerat tuduhan penipuan bisnis dan tuduhan pelanggaran pribadi.
Skandal perselingkuhan dengan Nicole Shanahan--istri Sergey Brin, teman lama Musk dan salah satu pendiri Google--hingga diam-diam menjadi ayah dari anak kembar dengan Shivon Zilis, seorang eksekutif Neuralink juga menjadi daftar kontroversi Musk. (ADF)