Melengkapi tren negatif yang terjadi, IHSG mengakhir langkahnya di Juni 2023, sekaligus enggenapi performa di sepanjang semester I-2023, dengan berjarak 189,1 poin (2,76 persen) dari capaian indeks awal tahun.
Domestik Aman
Meski demikian, di tengah hancur-leburnya kinerja indeks di sepanjang enam bulan pertama tahun ini, secara umum kondisi perekonomian dalam negeri tidak menunjukkan performa yang buruk.
Kepastian dari Bank Indonesia (BI) yang tidak akan lagi mengerek suku bunga hingga akhir tahun, kondisi inflasi yang relatif terjaga, serta tren pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan, harusnya menjadi penopang laju indeks untuk dapat bertahan di zona hijau.
"Jika melihat secara keseluruhan, risiko investasi di Indonesia seharusnya menurun. Artinya, sentimen dari domestik harusnya positif. Ini tercermin dari data makro yang relatif stabil dibandingkan negara-negara lain yang sebanding," ujar Chartered Financial Analyst Head of Research & Fund Manager Syailendra Capital, Rizki Jauhari.
Dengan kondisi domestik yang relatif 'baik-baik saja', maka dapat dipastikan bahwa sentimen negatif justru datang dari ranah global. Hal ini terkonfirmasi dari data pelemahan yang ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia saja.