sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kondisi Rupiah dan Obligasi Terkini di Tengah Panasnya Perang Iran-Israel

Market news editor Fiki Ariyanti
23/04/2024 05:17 WIB
Rupiah merana di tengah tensi geopolitik di Timur Tengah yang kian memanas. Bagaimana dengan obligasi?
Kondisi Rupiah dan Obligasi Terkini di Tengah Panasnya Perang Iran-Israel (Foto MNC Media)
Kondisi Rupiah dan Obligasi Terkini di Tengah Panasnya Perang Iran-Israel (Foto MNC Media)

Namun diakui Nico, patut dicermati, inflasi naik ke level 3,05% YoY di Maret 2024 (Februari 2024 naik 2,75% YoY) didorong oleh beras, daging ayam, cabai merah, sigaret kretek mesin, serta emas dan perhiasan. 

"Selain itu, nilai tukar Rupiah juga terus mengalami pelemahan. Saat ini, di level Rp16.260 per USD, di mana pelemahan Rupiah didorong oleh menguatnya DXY karena ketidakpastian ekonomi, outflow di obligasi karena tingkat imbal hasil yang relatif tidak atraktif, serta masih lemahnya permintaan untuk ekspor, khususnya komoditas," terangnya.

"Perlu dicermati juga CDS 5 tahun Indonesia naik ke 81,2 di 19 April 2024 (12 April 2024: 75,2) dengan tren outflow di obligasi sebesar Rp2,3 triliun," tutup Nico.

Adapun informasi surat utang yang patut diketahui investor:

1. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menerima mandat obligasi korporasi senilai Rp53,2 triliun dari 48 penerbit di kuartal I-2024, di mana sektor perbankan tertinggi, dengan 5 perusahaan akan menerbitkan surat utang senilai Rp7,65 triliun. 

Tujuan penggunaan dana adalah modal kerja (56,5%) dan refinancing (31,2%).

2. Pefindo menyatakan penerbitan obligasi dan sukuk korporasi turun. Total penerbitan obligasi mencapai Rp26,4 triliun dari 23 perusahaan di kuartal I ini (kuartal I-2023 sebesar Rp27,5 triliun). Hal ini lebih disebabkan oleh wait and see dari investor karena adanya Pemilu.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement