"Jadi ada amunisi untuk kemudian mengintervensi di pasar keuangan dan juga untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah dan saya yakin Bank Indonesia (BI) akan berusaha untuk tidak sampai mencapai tembus ke batas psikologis Rp16.000," ujarnya.
Senada, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah menuturkan, pelemahan Rupiah disebabkan banyak faktor, utamanya karena menguatnya Dolar di tengah gejolak global akibat adanya perang Palestina-Israel. "Sementara di sisi lain suku bunga The Fed masih tinggi dan diyakini masih akan naik," kata Piter.
Piter yakin bahwa Bank Indonesia tidak akan tinggal diam, dibuktikan dengan langkah BI yang hari ini menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
"Kenaikan suku bunga saya kira tidak lepas dari tekanan nilai tukar Rupiah yang sangat besar. Rupiah sudah menembus Rp15.800. BI tentu tidak ingin Rupiah terus melemah," pungkasnya.
(DES)